Selasa, 10 September 2013

Penantian dan harapan

Semenanjung hatiku menanti sebuah perahu layar berisi seorang bidadari hati. Setiap hari hiruk pikuk perahu datang dan pergi, namun tak ada satupun yang membawa bidadari hatiku, mereka hanya membawa sisa-sisa cinta yang lapuk oleh kenangan. Mata-matanya terlihat lelah dengan penyesalan, sedikit yang memandang dengan binar cahaya kepuasan tanda ia telah menaklukkan lautan kenangannya menjadi sebuah cinta sejati yang utuh.
Masih tetap menanti, dan menanti……

Terlihat cinta sedang berjalan di bibir pantai kenangan, sebentar berlari-lari kecil, sebentar jingkrak, bercanda dengan ombak kenangan. Buih-buih kenangan terpecah belah terkena kaki mungilnya. Sosok itu seperti menyatu dengan pemandangan disekitarnya, dia bergerak seiring angin yang menciptakan ombak, suaranya melengking mengisi deburan ombak bersahutan, bayangannya jatuh mengikuti lekukan pasir yang terinjaknya.

0 komentar:

Posting Komentar