Selasa, 10 September 2013

GILA

Apakah orang gila menyadari bahwa dirinya gila, atau hanya mengetahui bahwa dirinya disebut gila ? tanyalah pada dirimu sendiri jika memang kau mempunyai diri!
Seperti itulah saat orang jatuh cinta atau saat orang bersengketa dengan cinta! Benarkah?
Pertama bingung menjadi penguasa dalam kebisuan lidah, kemudian gelisah menyengat semua yang mendekatinya, lalu kebahagiaan yang bermuka naif berbicara lantang menjatuhkan kekecewaan dan begitu juga saat kekecewaan berdiri mengacungkan pedangnya, dia memenggal semua leher yang seharum manisnya perasaan seorang pemuja suka hati manusia.
Semua muka dalam seribu muka yang bersemayam sedalam hati telah menunjukkan sorot mata seorang manusia dalam bentuk semanusia-binatang. Lantang menelan lancang, layaknya tingkah prajurit berharap menginjak singgasana istana yang mengatur hidupnya dan keluarganya bahkan hidup binatang yang hidup dirumahnya. Muka itu lupa akan kepala yang ditumpanginya.
Pertempuren menjadi sebuah kerajaan yang dipimpin mata dan hati yang selalu bertahta tanpa singgasana keangkuhan. Rakyatnya adalah darah yang selalu berwarna kuning, disemir kehijauan angan yang menjadi harapan terkabul bahkan tergantung. Semua dalam perbatasan dinding pernyataan pengakuan kehidupan yang berambisi menjadi puncak keegoisan yang pernah lahir didunia, menahan tangan iri yang berkuku dengki dan kaki halus yang berkulit ketulusan berbulu senyum bermimpi untuk menjadi kudeta bermata satu.

0 komentar:

Posting Komentar